Senin, 16 Mei 2016

Diskusi Dosen; Antropologi Al-Quran



Islam adalah agama yang universal dan menjadi rahmat untuk seluruh alam semesta. Sifanya yang universal itulah ajaran Islam selalu relevan dan kontekstual pada setiap tempat dan zaman. Model adopsi, adaptasi, dan integrasi al-Qur’an mampu berdialektika dengan budaya manusia, seperti yang terjadi pada tradisi Arab pada waktu itu.

Menurut Moh. Yusron, pakar Sosiologi Antropologi al-Qur’an Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IQT) UMS dalam diskusi bulanan Prodi IQT FAI UMS, 14 Mei 2016, menyatakan bahwa kemampuan al-Quran dalam merespon tradisi Arab pada waktu itu dengan melakukan pendekatan tiga pola yaitu; pertama, tahmil (menerima atau melanjutkan tradisi), Kedua, takhrim (melarang keberadaan tradisi), dan yang ketiga, taghyir (menerima dan merekonstruksi tradisi). (swn)