Sabtu, 10 Desember 2016

EPISTEMOLOGI QURAN: Memadukan Rasionalitas, Empiris, dan Spiritualiitas



Perkembangan studi ilmu al-Quran dan tafsir telah membawa dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kalau selama ini, lebih di dominasi epistemology barat secular yang tidak mengakui agama sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, maka kini dengan berkembangnya kajian al-Quran dan studi Islam pada umumnya, justru ilmu-ilmu keagamaan (Islam) merupakan inti dan induk dari segala ilmu.
Koentowijoyo rahimahullah, dengan  gagasan Paradigma Islam dan ilmu social profetiknya, juga mengusung integrasi nilai-nilai ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan dengan gagasan pengilmuan Islam. Di sisi lain, ada ilmuan Muslim seperti Ismail R al-Faruqi dan Naquib al-Attas menggagas Islamisasi ilmu pengetahuan. Nampak dua arus integrasi ilmu dan agama ini tidak boleh dipertentangkan, namun justru harus disinergiskan karena kedua-duanya sangat diperlukan dalam membumikan dan mendakwah Islam dengan pendekatan ilmu, serta membumikan Islam untuk memberi arah ilmu pengetahuan sesuai dengan kemaslahatan hidup manusia.
Dr. Waston, M.Hum dalam diskusi rutin Dosen Prodi Ilmu al-Quran dan Tafsir (IQT) Universitas Muhammadiyah Surakarta, 10 Desember 2016 memaparkan konsep al-takwil al-ilmi, sebuah gagasan yang sebelumnya dilontar oleh Prof. Dr. M. Amin Abdullah. Menurut Waston gagasan al-takwil al-ilmi tidak bisa dilepaskan dari khazanah ilmu-ilmu al-Quran yang kemudian berbagai pendekatan keilmuan (scientific). Al-Takwil al-ilmi mengintegrasikan epistemology bayani, irfani dan burhani.
Dengan Al-Takwil al-Ilmi muncullah apa yang disebut dengan epistemology qurani, yang akan melahirkan perkembangan ilmu pengetahuan yang berbasis empiri logic (rasionalitas), empiri sesual (empirisme), dan empiri spiritual (spiritualitas). Artinya korelasi antara al-Quran dan ilmu pengetahuan sudah semakin menonjol dalam perkembangan ilmu pengetahuan kontemporer. Tak ayal lagi, ilmuan barat pun juga semakin banyak yang melek al-Quran dalam arti secara bertahap mengakui bahwa al-Quran mengandung spririt dan etos keilmuan, bahkan al-Quran juga menjadi sumber ilmu pengetahuan.